Kamis, 28 April 2011

Deluhi is Avenged Seven Fold Killer!!!







Ini dia band rock pendatang baru di jagat musik cadas jepang yang potensial menjadi band besar seperti X-Japan, Luna Sea, Dir~en~Grey. yuuupzzzz Deluhi…….band ini dibentuk pada bulan januari 2008 oleh Aggy pada bass, Juri pada vocal, Leda pada gitar dan Sujk pada drum. Deluhi merilis album mini pertama meraka pada pertengahan bulan Februari berjudul Surveillance dan melakukan show live pertama mereka pada tanggal Februari 2008.

Berbeda dengan band-band lain pada umumnya yang dikomandani oleh vokalis, Deluhi dikomandani oleh Leda sang gitaris yang sekaligus juga sebagai penulis lagu. Setelah saya melihat beberapa video mereka (Revolver Blast, Departure, The Farthest) dan mendengar baik-baik lagu mereka, kesan yang saya dapatkan adalah band visual kei dengan genre modern rock/metal walaupun di beberapa bagian lagu, terutama solonya Leda menggunakan teknik-teknik milik Yngwie Malmsteen.
Kalau saya bilang sih karya Deluhi merupakan gabungan dari berbagai band-band rock yang telah ada sebelumnya baik dari barat maupun timur. Saya merasakan ada unsur Dir~en~Grey, X Japan, Avenged Seven Fold, Slipknot, Dream Theater  dan Yngwie Malmsteen tentunya . Hal lain yang perlu mendapat perhatian pecinta musik rock Jepang dari Deluhi adalah vokalisnya. Baru kali ini saya melihat ada vokalis band rock jepang yang memiliki suara yang sangat berkarakter dengan warna yang khas walaupun ga cowok banget. Saya berani adu, suara  Juri lebih bagus dibandingkan suara Shou “Alice Nine”, Ruki “The Gazette” atau Kyo ,“Dir~en~Grey” suara Juri lebih lepas dan natural. (saya juga fans mereka)
Menurut saya Deluhi berpotensial menjadi band besar dikemudian  hari, melanjutkan perjuangan pendahulu-pendahulunya di jagat musik cadas Jepang dan bahkan mungkin akan terkenal hingga ke seluruh dunia terutama akibat adanya media internet. Perlahan-lahan Deluhi akan menarik perhatian fans Avenged Seven Fold di negeri seberang and finally bring them dead…….slowly but surely Deluhi will kill Avenged Seven Fold!!!!!!

english

Here it is a newcomer rock band in the universe of potential Japanese rock music became a big band like X-Japan, Luna Sea, Dir ~ en ~ Grey. yuuupzzzz Deluhi ... .... the band was formed in January 2008 by Aggy on bass, the jury on vocals, guitar and Sujk Leda in on drums. Deluhi released their first mini album in mid-February meraka entitled Surveillance and perform their first live show on February 2008.
Unlike other bands in general that commanded by vocalist, Deluhi Leda commanded by the guitarist who once also as a songwriter. After I saw some of their videos (Revolver Blast, Departure, The Farthest) and hear their songs well, the impression I get is a visual kei band with a genre of modern rock / metal, although in some parts of songs, especially his solo Leda using techniques Yngwie Malmsteen property.
If I say hell Deluhi work is a combination of various rock bands that have been there before either the west or east. I feel there is an element Dir ~ en ~ Grey, X Japan, Avenged Seven Fold, Slipknot, Dream Theater and Yngwie Malmsteen of course. Another thing to get attention from Japanese rock music lovers Deluhi is vocalist. For the first time I saw a Japanese rock band vocalist who has a very sound character with a distinctive color, although ga guy really. I dare to compete, sounds better than the sound Jury Shou "Alice Nine", Ruki "The Gazette" or Kyo, "Dir ~ en ~ Grey" The jury vote is more loose and natural. (I also their fans)
I think Deluhi potentially become a big band in the future, continuing to struggle in the universe predecessors Japanese rock music and may even be known until the entire world mainly because of the Internet media. Slowly Deluhi will attract the attention of fans Avenged Seven Fold in the country side and finally bring Them dead ... .... slowly but surely Deluhi will kill Avenged Seven Fold!!!!!!

PROFIL HIDE (Gitaris X Japan yg bunuh diri)

Nama Asli: Matsumoto Hideto
Tempat/Tgl Lahir: Kanagawa, Yokohama / 13 Desember 1964
Gaya Permainan: Hard Rock
Group Band: X-Japan, Saver Tiger
Pengaruh musikal: Kiss, Bow Wow
Gitar Yang Digunakan: Fernandes MG-120X
Ampli : Marshall




Ia mulai mengenal musik keras saat berusia 15 tahun ketika salah satu temannya memperkenalkan musik dari grup rock seperti Kiss dan BowWow. Sejak saat itu, Hide begitu tertarik dengan karakter band yang memiliki penampilan visual yang nyentrik dan stylish. Jepang pada waktu itu sedang dilanda demam musik pop dari artis luar seperti Michael Jackson. Rock menjadi musik yang termasuk underground. Keinginannya menjadi pemain band mulai tumbuh dan ia berniat ingin memiliki band sendiri dengan mulai mempelajari gitar. Setahun kemudian, ia mendapatkan gitar elektrik pertamanya Gibson Les Paul Deluxe.

Band pertama pun dibentuk bersama teman-teman sebayanya dengan nama Saver Tiger. Band tersebut berkarakter musik seperti Kiss dan Hide berposisi sebagai lead gitaris dan penulis lagu-lagunya. Kemudian bersama bandnya mulai tampil di beberapa bar. Dengan cepat bandnya menjadi salah satu grup yang populer di Yokosuka. Namun setelah mengalami pergantian formasi sebanyak 8 kali akhirnya pada tahun 1987 band tersebut dihentikan.

Tak lama setelah menghentikan bandnya, Hide kemudian menerima telpon dari seseorang bernama Yoshiki yang memiliki band bernama X. Yoshiki sedang membutuhkan gitaris, dan prestasi Hide ditingkat lokal membuat Yoshiki tertarik untuk merekrutnya. Ia pun setuju meski tak akan pernah menyangka bahwa band ini kelak akan merubah seluruh jalan hidupnya. Pada Januari 1987, Hide secara resmi bergabung dengan X. Personel X saat itu adalah Yoshiki (drum & piano), Toshi (vocal), Taiji (bass), Pata (gitar) dan Hide (lead gitar). Ia menggagas konsep Visual Shock atau penampilan yang super nyentrik pada band barunya tersebut.

Album debut perdana Vanishing Love direlease tahun 1988 dengan mengandalkan hits Kurenai lansung menggebrak. Setahun berikutnya album Blue Blood yang menjagokan 3 hits : X,Week End, dan satu lagu slow Endless Rain. Lagu keras dengan dipadukan dengan warna symphony dan penampilan yang nyentrik membuat band ini makin bersinar. Tahun 1991 X menelurkan album Jealousy yang mengandalkan 2 hits Silent Jealousy dan Say Anything. Secara perlahan band ini mulai meruntuhan dominasi musik pop, apalagi saat itu dunia musik sedang dilanda demam Guns N' Roses yang cukup berpengaruh juga untuk merubah paradigma masyarakat Jepang terhadap jenis musik ini.

Hide pun mulai dijagokan sebagai icon musik rock Jepang saat itu dan mempelopori sebutan khusus untuk musik mereka dengan nama J-Rock. Berbeda dengan band Loudness yang merupakan band hard rock dari Jepang juga namun warna musiknya lebih ke barat-baratan, permainan gitar dan warna musik Hyde memiliki warna tersendiri yang banyak mengilhami band-band J-Rocks berikutnya. Tahun 1994 Hide meluncurkan album solonya hide Your Face dan dilanjutkan dengan album Psyence. Ia menghasilkan karya-karya seperti Misery, Beauty & Stupid, HI-Ho/Good Bye dan MIX LEMONed JELLY.

Tahun 1996, Hide kembali masuk ke studio rekaman bersama X yang telah berubah nama menjadi X-Japan dikarenakan ada band di Amerika yang juga memiliki nama X. Album barunya diberi nama Dahlia. Banyak pengamat musik menilai album ini adalah album masterpiece X-Japan dikarenakan dari 10 lagu, setidaknya 8 lagunya merupakan jagoan semua. Lagu-lagu tersebut seperti Dahlia, Scars, Longing (Togireta Melody), Rusty Nail, Crucify My Love, Tears, Drain, dan Forever Love. Album itu makin memperkokoh nama X-Japan sebagai band rock nomor satu di Jepang dan berakibat semakin meluasnya ketenaran X-Japan sampai ke negara-negara lain seperti Korea, Hong Kong, Cina, dan Taiwan.

Satu tahun kemudian, dikarenakan sang vocalis Toshi ingin bersolo karir, terjadilah perpecahan pada X-Japan sehingga mereka akhirnya menyatakan bubar. Namun tuntutan para fans-fans fanatiknya yang ingin melihat sekali lagi penampilan X-Japan membuat Yoshiki dan Hide sepakat untuk menggelar X-Japan Last Live. Konser yang diadakan tanggal 31 Desember 1997 ini dipadati oleh puluhan ribu penonton. Sebuah konser yang sangat spektakuler dengan tata cahaya yang super brilian, dan desain panggung yang luar biasa dan konsep yang apik menjadikan konser tersebut sebagai salah satu konser terbaik sepanjang sejarah musik Jepang. Setelah konser berakhir, praktis tak ada lagi penampilan X-Japan.

Setelah X-Japan bubar, Hide melanjutkan proyek solonya. Ia merelease album Rocket Dive. Ia juga sempat bekerjasama dengan band asal Amerika, Zilch. 27 April 1998 ia kembali ke Jepang setelah sebelumnya sempat tinggal di L. A. selama beberapa waktu untuk beberapa proyeknya. Tanggal 1 Mei, setelah merayakan promo singlenya di Fuji TV, ia mabuk dan pulang ke Tokyo. Esok harinya dia ditemukan tewas tergantung di gagang pintu kamar mandinya dengan sebuah handuk melilit lehernya. Dunia musik Jepang sangat terguncang mengingat yang tewas adalah seorang pelopor J-Rocks sejati,sampai ada 4 orang fans memutuskan untuk bunuh diri karena tidak rela Hide meninggal, 2 diantaranya meninggal. Banyak spekulasi yang bermunculan mengenai meninggalnya Hide. Bunuh diri ataukah kecelakaan semata, tetapi sama sekali tidak ada motif bagi Hide untuk bunuh diri. Ada yang mengatakan lirik lagu "Pink Spider" yang singlenya dijadwalkan dirilis tanggal 3 Mei 1998 (sehari setelah meninggalnya hide)adalah semacam "pesan kematian" atau semacamnya. Taiji, dalam buku yang ditulisnya(berjudul "X no Sei to Shi:Uchuu wo Kaeru tomo e" atau "Death and Life of X:To My Friends Who Flies Through Universe") mengatakan bahwa seluruh personil X Japan memiliki kebiasaan untuk mengikatkan handuk ke leher dan bahu mereka setelah selesai show. Kemungkinan Hide berniat melakukan hal tersebut, tetapi karena mabuk ia malah terjatuh (hal yang sangat mungkin terjadi karena Hide sedang berada di kamar mandi) dan tidak kuasa untuk melepaskan handuk yang melilit lehernya. Hal ini merupakan hal yang paling disetujui oleh fans-fans Hide, mengenai kematian Hide. Pada tanggal 5 Mei 1998, digelar upacara pemakaman Hide yg digelar digelar di Kuil Honganji. Upacara itu dipadati lebih dari 50.000 J-Rockers (fans J-Rocks) diluar kuil dan membentuk barisan sepanjang lebih dari 1 km sedangkan 12.000 lainnya didalam lingkungan kuil. X Japan memainkan lagu "Scars" dan "Forever Love" di upacara pemakamannya.

Beberapa bulan kemudian, Yoshiki menggelar konser penghormatan kepada Hide. Acara itu juga dihadiri oleh Kiss, Slash, Marylin Manson dan band-band yang ia orbitkan (kelak juga merajai panggung musik J-Rocks), Glay, dan Luna Sea. Tak lupa pula Toshi dan Yoshiki yang merupakan rekan Hide semasa di X-Japan melantunkan 2 buah lagu, Forever Love dan Tears. Puluhan ribu orang menangisi kepergian Hide sang pionir musik-musik J-Rocks. Ia lah yang mempopulerkan Visual Kei ala J-Rocks dan Visual Shock yang kini dianut oleh semua artis-artis J-Rocks. Bahkan kini di Yokohama dibangun museum Hide yang didalamnya disimpan memorabilia Hide seperti gitar, kostum, CD, mobil, dsb.



Guitar Bass